Jumat, 22 Juni 2012

Analisis unsur intrinsik puisi "ISA"

Analisis unsur intrinsik puisi "ISA"
Isa
Itu Tubuh                                                                             mengucur darah                                                                        mengucur darah
rubuh                                                                                                 patah
mendampar tanya: aku salah?
( Chairil Anwar, Deru Campur Debu )
1.      Unsur lahir atau fisik:
a.       Bunyi:
Itu Tubuh                 Efoni: Asonansi: u: 3                                                                                             
Kakofoni: t: 2
mengucur darah              Efoni:
·         Asonansi: u: 2
                 a: 2        Efoni: 6
·         Liquida: r: 2

mengucur darah              Efoni:
·         Asonansi: u: 2
                 a: 2        Efoni: 6
·         Liquida: r: 2
rubuh             Efoni: Asonansi: u: 2
patah            Efoni: Asonsnsi: a: 2

mendampar tanya: aku salah?            Efoni:
·         Asonansi: a: 7
·         Sengau: m: 2          Efoni: 11
                                                           
Jadi jumlah efoni pada penggalan puisi tersebut berjumlah: 28
Jumlah kakofoni pada penggalan puisi tersebut berjumlah: 2
Arti bunyi di atas adalah:
Jumlah efoni pada puisi di atas lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah kakofoninya, padahal jika dilihat dari kata-kata yang digunakan puisi diatas termasuk puisi yang mengisahkan tentang kesedihan, tetapi sebaliknya jika dilihat dari jumlah bunyinya akan banyak bernuansa kebahagiaan (lebih banyak efoni). Hal ini disebabkan karena penyair ingin mengungkapkan tentang  penderitaan yang dialami oleh isa di dunia dan akan menemukan kebahagiaan ketika berada di akhirat nanti.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa puisi di atas mengisahkan tentang kesengsaraan yesus di dunia dan akan menemukan kebahagiaan kelak berada di akhirat.
b.      Rima:
·         Akhir: perulangan setiap akhir larik yang terdapat pada bait pertama, kedua, ketiga, keempat, dan keenam, sehingga menimbulkan pola persajakan konsonan /h/. Pola persajakan konsonan /h/ berjumlah 6 yang mempunyai maksud:
·         Identik: pengulangan mengucur darah diantara larik.


c.       Kata:
·         Lambang: semua kata pada puisi tersebut merupakan lambang yaitu pada kata:
Ø  Itu: kata penunjuk bagi benda (waktu, hal) yang jauh dari pembicara.
Ø  Tubuh: keseluruhan jasad manusia atau binatang yang kelihatan dari bagian ujung kaki sampai ujung rambut.
Ø  Mengucur: memancur.
Ø  Darah: cairan terdiri atas plasma, sel-sel merah dan putih yang mengalir dalam pembuluh darah manusia atau binatang.
Ø  Rubuh: roboh, tumbang.
Ø  Patah: putus tentang barang yang keras atau kaku (biasanya tidak sampai bercerai atau lepas sama sekali).
Ø  Mendampar: mengempas; hanyut ke pantai.
Ø  Tanya: permintaan keterangan (penjelasan dan sebagainya).
Ø  Aku: yang berbicara atau yang menulis (dalam ragam akrab); diri sendiri; saya.
Ø  Salah: tidak benar; tidak betul.
·         Utterance (kata berkonteks) yaitu kata mendampar tanya dan mengucur darah. Maksud mendampar tanya adalah munculnya suatu pertanyaan mendalam dalam pikiran penyair. Maksud mengucur darah adalah banyaknya darah yang keluar dari tubuh Yesus (Isa).

·         Gaya bahasa yang terdapat pada penggalan puisi tersebut adalah:
§  Majas hiperbola pada larik “mengucur darah” karena melebih-lebihkan penderitaan yang dialami Isa.
§  Patah: hiperbola
§  Majas anafora: mengucur darah
·         Citraan
Pada puisi isa diatas terdapat citraan penglihatan dan citraan perasa, citraan penglihatan terdapat pada bait pertama, yaitu:
Itu Tubuh                                                                             mengucur darah                                                                        mengucur darah
Dan citraan perasa pada bait ketiga, yaitu:
mendampar tanya: aku salah?
d.      Baris dalam puisi
Baris-baris atau larik pada puisi diatas adalah:
       I.            Baris pertama terdiri atas dua kata (itu tubuh): pengarang mengungkapkan kebahagiaanya kepada tuhannya (isa) karena isa memiliki tubuh yang perkasa
    II.            Baris kedua dan ketiga juga terdiri atas dua kata (mengucur darah): pengarang bahagia karena melihat darah mengucur (dosa-dosanya penyair mengucur bersama darah)
 III.            Baris keempat hanya satu kata (rubuh): menandakan kebahagiaan penyair karena dosa-dosanya telah hilang/rubuh.
 IV.            Baris kelima juga satu kata (patah): mempertegas kata rubuh yang berarti dosa-dosanya telah hilang.
    V.            Baris keenam terdiri atas empat kata: mendampar tanya: aku salah? Berarti penyair merasa bahagia karena dia sudah menyadari akan dosa-dosanya.

e.       Bait dalam puisi
Pada penggalan puisi di atas ada tiga bait yang masing-masing bait jumlah barisnya berbeda, bait pertama terdiri atas tiga baris, bait kedua dua baris, dan bait ketiga satu baris.

f.       Enjambemen
Enjambemen terdapat pada kata:
Itu Tubuh                                                                      
mengucur darah                                                                       
dan pada kata:
rubuh                                                                                                 patah


2.      Struktur batin puisi

1.      Sense
Gambaran umum atau hipoteses awal makna puisi isa di atas adalah mengisahkan kesengsaraan yesus kristus (isa) karena disalib

2.      Subject matter atau pokok pikiran
Terdapat tiga pokok pikiran, yaitu:
·         Tubuh isa atau yesus kristus mengeluarkan dan mengucurkan darah karena disalib dan tergantung di kayu salib.
·         Kondisi tubuh isa rubuh dan patah tak berdaya akibat tergantung di kayu salib tersebut.
·         Darah dari luka yesus menimbulkan berbagai pertanyaan di hati penyair, apakah penyair berdosa atau dosa-dosanyalah yang menyebabkan yesus menderita?,

3.      Feeling atau sikap penyair terhadap pokok pikiran adalah simpati.

4.      Tone atau sikap penyair
Sikap penyair terhadap pembaca adalah memberi tahu kemudian mengajak untuk peduli/bersimpati. penyair berusaha memberi tahu kepada pembaca tentang penderitaan isa yang di salib dan memberi tahu kepada kita untuk menyadari dan menyesali dosa-dosa kita yang menyebabkan yesus menderita.

5.      Totalitas makna
Keseluruhan makna atau totalitas makna pada puisi itu adalah penyair memberi tahu kepada pembaca tentang penderitaan dan kesengsaraan yang dialami oleh yesus kristus karena di salib, tangan dan kakinya dipaku sehingga sekujur tubuhnya mengeluarkan darah dan bercucuran darah, tubuhnya rubuh, patah, lemah, dan tak berdaya. Darah dan luka yesus menimbulkan berbagai macam pertanyaan dalam hati penyair, dia merasa bahwa dosa-dosanyalah yang menyebabkan yesus menderita.

6.      Tema
Tema puisi isa di atas adalah “Tuhan”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar