Analisis unsur
intrinsik puisi "ISA"
Isa
Itu
Tubuh
mengucur darah
mengucur darah
rubuh
patah
mendampar
tanya: aku salah?
( Chairil Anwar, Deru Campur Debu )
1.
Unsur
lahir atau fisik:
a. Bunyi:
Itu Tubuh Efoni: Asonansi: u: 3
Kakofoni: t: 2
mengucur darah Efoni:
·
Asonansi: u: 2
a: 2 Efoni: 6
·
Liquida: r: 2
mengucur darah Efoni:
·
Asonansi: u: 2
a: 2 Efoni: 6
·
Liquida: r: 2
rubuh Efoni: Asonansi: u: 2
patah Efoni: Asonsnsi: a: 2
mendampar tanya:
aku salah? Efoni:
·
Asonansi: a: 7
·
Sengau: m: 2 Efoni: 11
Jadi jumlah
efoni pada penggalan puisi tersebut berjumlah: 28
Jumlah kakofoni
pada penggalan puisi tersebut berjumlah: 2
Arti bunyi di
atas adalah:
Jumlah efoni pada puisi di atas lebih banyak jika
dibandingkan dengan jumlah kakofoninya, padahal jika dilihat dari kata-kata
yang digunakan puisi diatas termasuk puisi yang mengisahkan tentang kesedihan,
tetapi sebaliknya jika dilihat dari jumlah bunyinya akan banyak bernuansa
kebahagiaan (lebih banyak efoni). Hal ini disebabkan karena penyair ingin
mengungkapkan tentang penderitaan yang
dialami oleh isa di dunia dan akan menemukan kebahagiaan ketika berada di
akhirat nanti.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa puisi di atas mengisahkan
tentang kesengsaraan yesus di dunia dan akan menemukan kebahagiaan kelak berada
di akhirat.
b. Rima:
·
Akhir: perulangan
setiap akhir larik yang terdapat pada bait pertama, kedua, ketiga, keempat, dan
keenam, sehingga menimbulkan pola persajakan konsonan /h/. Pola persajakan
konsonan /h/ berjumlah 6 yang mempunyai maksud:
·
Identik: pengulangan mengucur darah diantara larik.
c. Kata:
·
Lambang: semua kata
pada puisi tersebut merupakan lambang yaitu pada kata:
Ø Itu:
kata penunjuk bagi benda (waktu, hal) yang jauh dari pembicara.
Ø Tubuh:
keseluruhan jasad manusia atau binatang yang kelihatan dari bagian ujung kaki
sampai ujung rambut.
Ø Mengucur:
memancur.
Ø Darah:
cairan terdiri atas plasma, sel-sel merah dan putih yang mengalir dalam
pembuluh darah manusia atau binatang.
Ø Rubuh:
roboh, tumbang.
Ø Patah:
putus tentang barang yang keras atau kaku (biasanya tidak sampai bercerai atau
lepas sama sekali).
Ø Mendampar:
mengempas; hanyut ke pantai.
Ø Tanya:
permintaan keterangan (penjelasan dan sebagainya).
Ø Aku:
yang berbicara atau yang menulis (dalam ragam akrab); diri sendiri; saya.
Ø Salah:
tidak benar; tidak betul.
·
Utterance
(kata berkonteks) yaitu kata mendampar
tanya dan mengucur darah. Maksud mendampar tanya adalah munculnya suatu
pertanyaan mendalam dalam pikiran penyair. Maksud mengucur darah adalah banyaknya darah yang keluar dari tubuh Yesus
(Isa).
·
Gaya bahasa yang
terdapat pada penggalan puisi tersebut adalah:
§ Majas
hiperbola pada larik “mengucur darah” karena melebih-lebihkan penderitaan yang
dialami Isa.
§ Patah:
hiperbola
§ Majas anafora: mengucur darah
·
Citraan
Pada puisi isa
diatas terdapat citraan penglihatan dan citraan perasa, citraan penglihatan
terdapat pada bait pertama, yaitu:
Itu Tubuh mengucur
darah
mengucur darah
Dan citraan perasa pada bait ketiga, yaitu:
mendampar tanya: aku
salah?
d. Baris
dalam puisi
Baris-baris
atau larik pada puisi diatas adalah:
I.
Baris pertama terdiri
atas dua kata (itu tubuh):
pengarang mengungkapkan kebahagiaanya kepada tuhannya (isa) karena isa memiliki
tubuh yang perkasa
II.
Baris kedua dan ketiga
juga terdiri atas dua kata (mengucur
darah): pengarang bahagia karena melihat darah
mengucur (dosa-dosanya penyair mengucur bersama darah)
III.
Baris keempat hanya
satu kata (rubuh): menandakan kebahagiaan penyair karena dosa-dosanya telah
hilang/rubuh.
IV.
Baris kelima juga satu
kata (patah): mempertegas
kata rubuh yang berarti dosa-dosanya telah hilang.
V.
Baris keenam terdiri
atas empat kata: mendampar
tanya: aku salah? Berarti penyair merasa bahagia karena dia sudah menyadari
akan dosa-dosanya.
e. Bait
dalam puisi
Pada
penggalan puisi di atas ada tiga bait yang masing-masing bait jumlah barisnya
berbeda, bait pertama terdiri atas tiga baris, bait kedua dua baris, dan bait
ketiga satu baris.
f.
Enjambemen
Enjambemen
terdapat pada kata:
Itu
Tubuh
mengucur
darah
dan pada kata:
rubuh
patah
2.
Struktur
batin puisi
1. Sense
Gambaran
umum atau hipoteses awal makna puisi isa di atas adalah mengisahkan
kesengsaraan yesus kristus (isa) karena disalib
2. Subject
matter atau pokok pikiran
Terdapat
tiga pokok pikiran, yaitu:
·
Tubuh isa atau yesus
kristus mengeluarkan dan mengucurkan darah karena disalib dan tergantung di
kayu salib.
·
Kondisi tubuh isa rubuh
dan patah tak berdaya akibat tergantung di kayu salib tersebut.
·
Darah dari luka yesus
menimbulkan berbagai pertanyaan di hati penyair, apakah penyair berdosa atau
dosa-dosanyalah yang menyebabkan yesus menderita?,
3. Feeling
atau sikap penyair terhadap pokok pikiran adalah simpati.
4. Tone
atau sikap penyair
Sikap
penyair terhadap pembaca adalah memberi
tahu kemudian
mengajak untuk peduli/bersimpati.
penyair berusaha memberi tahu kepada
pembaca tentang penderitaan isa yang di salib dan memberi tahu kepada kita
untuk menyadari dan menyesali dosa-dosa kita yang menyebabkan yesus menderita.
5. Totalitas
makna
Keseluruhan
makna atau totalitas makna pada puisi itu adalah penyair memberi tahu kepada
pembaca tentang penderitaan dan kesengsaraan yang dialami oleh yesus kristus
karena di salib, tangan dan kakinya dipaku sehingga sekujur tubuhnya
mengeluarkan darah dan bercucuran darah, tubuhnya rubuh, patah, lemah, dan tak
berdaya. Darah dan luka yesus menimbulkan berbagai macam pertanyaan dalam hati
penyair, dia merasa bahwa dosa-dosanyalah yang menyebabkan yesus menderita.
6. Tema
Tema
puisi isa di atas adalah “Tuhan”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar